Majangmalut.com, — Masyarakat Gane Barat Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) pertanyakan Program Pendidikan Gratis oleh Bupati Bassam Kasuba yang menjadi salah satu program penting dalam 100 hari kerja. pasalnya, sejumlah SMP di halsel menyampaikan bahwa untuk siswa baru harus membawa uang pendaftaran siswa baru sebesar Rp.250.000 ke pihak sekolah.
Salah satu warga Saketa Kecamatan Gane Barat yang enggan menyebut namanya kepada media ini, Minggu (15/6/2025) menyampaikan, saat anaknya mau di daftarkan di SMP Negeri 5 Halsel, ia mendapat informasi dari salah satu dewan guru SMP Negri 5 Halsel bahwa para siswa baru bakal di kenakan uang sebesar Rp. 250 ribu.
Dia mengatakan, ini tentunya menjadi pertanyaan yang harus di jelaskan secara datail oleh Kepala Sekolah (Kepsek) setempat, sehingga tidak ada wacana negatif di masyarakat.
“Karena yang kami dengar dari pemerintah Kabupaten dan yang menyampaikan, Bupati Bassam sendiri, bahwa tidak ada pungutan biaya kepada siswa baik itu uang ujian maupun penerimaan siswa baru.”Ungkapnya mengulangi penyampaian Bupati Halmahera Selatan, Bassam Kasuba.
Sebelumnya, Kabid SMP pada Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Selatan, Atee Nurhayati menyampaikan bahwa pendidikan gratis tersebut di mulai dari ujian gratis dan penerima siswa baru pun gratis.
“Hal ini berdasarkan intruksi bupati kemudian dari dinas sudah sampaikan melalui surat edaran kepada seluruh kepsek baik itu Sd maupun Smp,”ujarnya
Sementara Kepsek SMP Negri 5 Halsel, Hj. Aisyah ketika di konfirmasi media ini mengakui adanya uang pungutan 250 ribu kepada siswa baru. Katanya uang tersebut untuk pembiayaan baju batik dan Olah Raga.
“Karena kami dari sekolah hanya mampu membantu menggunakan Biaya Oprasional Sekolah (BOS) sebayak 26 juta. Dan tambahannya nanti di bebankan pada siswa baru karena uang BOS kami tidak cukup untuk tangani batik dan pakaian olah raga.”akuh Kepsek.
“Jadi uang Rp.250 ribu yang di bebankan pada siswa baru itu, untuk seragam batik dan pakaian olah raga bukan uang pendaftaran siswa baru. Nanti kami bakal kordinasi dengan para orang tua siswa baru seperti apa sehingga tidak terjadi kesalapahaman.”kata Hj. Aisyah menambahkan. (Red/mg)
Reporter : M Umar | Editor : Redaksi MM